Alamat Tahfizh

Jorong Bingkudu, Nagari Candang Koto Lawah, Kec. Candung, Kab. Agam.

MULIAKAN ANAK YATIM, MASYARAKAT JORONG BINGKUDU BERSATU BANGUN RUMAH SAMPAI TUNTAS

Rasa  tidak percaya, tidak disangka sangka seperti ini rumah anak yatim ini jadinya. Ternyata pekerjaan baik bila didasari oleh keikhlasan memang hasilnya luar biasa. Baru mulai bergerak sudah ada yang bersedekah kayu, menanggung semen, menanggung atap, menanggung dinding GRC, memang murah reseki anak yatim ini ternyata. Itulah pernyataan penuh haru dari anak muda Hardianto bergelar Kayo selaku Kepala Jorong (setingkat dusun) Bingkudu Nagari Canduang Koto Laweh Kabupaten Agam – Sumbar, sebuah kampung dingin di lereng gunung marapi saat menyerahkan rumah anak yatim pada hari minggu tanggal 16 Januari 2022 bersama Wali nagari Canduang koto laweh dan seluruh lapisan masyarakat Bingkudu.

kondisi rumah lama

Rumah tersebut awalnya bekas kandang burung puyuh peninggalan usaha almarhum orang tua anak yatim bernama Rahmatul Husna alias Nana dan adiknya yang sekarang sudah mulai kuliah di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Rahmatul Husna sejak kecil ditinggal ibunya lalu tidak lama menyusul bapaknya menikah lagi sehingga tinggal bersama etek/kakak ibu yang juga sudah janda  sedangkan satu-satunya paman juga sudah meninggal di kalimantan namun keluarga kurang mampu ini sejak dulu terkenal taat dalam beribadah dari kakeknya sebagai guru mengaji /belajar alqur’an anak anak begitu juga Nana dan saudaranya juga aktif sebagai pembimbing anak anak menghafal alqur’an di rumah tahfizh ibnu nazar, membantu adik-adik sesama penghuni panti Panti Asuhan Amanah tempat nana dibesarkan yang keduanya berdomisili di Bingkudu serta aktif di kegiatan masjid/mushalla. Hal inilah yang antara lain menggugah hati seluruh lapisan masyarakat Bingkudu untuk membangunkan rumah untuk nana sekelg sekaligus mengamalkan perintah Alqur’an surat Almaun “jangan menyia-nyiakan anak yatim”.

Berdasarkan laporan panitia pembangunan yang diupload secara terbuka di grup whats app jorong bingkudu tercatat total dana yang masuk sebesar Rp. 89.330.000,- wakaf barang berupa semen 69 sak, Grc 10 lembar, konsen jendela 3 buah, kayu 7 batang. Sementara itu dalam pengerjaan semua masyarakat melaksanakan gotong royong mengambil batu air di sungai / jabua, menebang kayu bersama sama, termasuk pengerjaan juga dilakukan oleh masyarakat yang bisa menjadi tukang bergantian dengan menanam satu orang kepala tukang profesional yang di panggil “mak Reno Andi” sedangkan semua snack dan minuman diberikan oleh masyarakat bergantian. Berdasarkan perkiraan kepala tukang kegiatan gotong royong masyarakat tersebut diperkirakan telah menghemat biaya yang keluar sekitar Rp.25.000.000,- dan yang terpenting adalah nilai kebersamaannya. Sampai pembukuan kegiatan penyerahan rumah masih ada dana tersisa dan direncanakan membangun rumah anak yatim lainnya di Bingkudu sambil menunggu keputusan bersama niniak mamak dan tokoh masyarakat untuk menentukan mana yang paling tepat. Atas selesainya pembangunan rumah ini Kayo selaku kepala Jorong menyampaikan ribuan terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat di kampung dan di rantau sehingga berjalan lancar.

Erianto Nazar salah satu perantau bingkudu yang bekerja di Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah tidak bisa menyembunyikan rasa harunya atas apa yang dilakukan seluruh lapisan masyarakat di kampung halaman yang mungkin sebanyak daerah rantau yang sudah di tempuh di indonesia hal ini jarang terjadi. Semua ini tidak lain adalah buah dari kepercayaan masyarakat kepada yang mengelola dimana sangat jelas transparan dari segi keuangan, yang ditunjuk jadi pimpinan juga mau terjun langsung sehingga menimbulkan gelombang es yang akhirnya menggerakkan hati seluruh masyarakat bersama sama berbuat apa yang bisa. Kita telah melihat bersama beginilah buah dari sebuah amanah yang dijalankan dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang di luar dugaan dan ini sudah dibuktikan oleh masyarakat jorong bingkudu yang juga tahun lalu berhasil menyelesaikan kantor jorong dilengkapi mushallah kecil senilai 150 juta rupiah lebih murni swadaya masyarakat, Subhanallah, kata erianto yang juga pendiri rumah tahfizh ibnu nazar mengakhiri pembicaraan dengan media.

Share Artikel Ini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *